Chandra Iswinarno merasakan tangis haru jamaah haji, saat bertugas sebagai Media Center Haji 2024, melakukan liputan sekaligus pelayanan jamaah di Arab Saudi. Foto ist.
BeritaHaji.id - Senin, 13 Mei 2024 pagi sejak jam 06.00 waktu Arab Saudi, kami sudah bersiap menyambut kedatangan calon jemaah haji dari kelompok terbang (kloter) pertama yang tiba di Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah sekira jam 07.00.
Semua petugas antusias menyambut kedatangan jemaah untuk menjalankan tugas utama. Sebelum menerima jemaah, kami terlebih dahulu diajak mengenali Bandara AMAA serta sejumlah titik penjemputan, mulai dari jalur fast track hingga jalur biasa.
Kedatangan kloter pertama jemaah haji dari Embarkasi Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta yang tergabung dalam JKG 01 menjadi yang dinanti. Kloter pertama ini berjumlah total 388 jemaah dengan 70 di antaranya lansia.
Momen ini menjadi pembuka bagi petugas dalam melayani jemaah yang melaksanakan ibadah haji. Segala persiapan telah dilakukan mulai dari pengecekan bus hingga kemungkinan mendorong jemaah lansia yang menggunakan kursi roda.

Pelayanan petugas pada jamaah lansia. Foto Arief/MCH2024.
Suasana berubah hectic saat kloter JKG 01 mendarat. Kami yang semula mengambil gambar jemaah haji baik foto maupun video atau yang semula mewawancara jemaah ikut membantu divisi lain untuk melayani jemaah.
Sebagian dari kami ada yang bertugas menurunkan tas dan koper jemaah dari alat pemindaian, lainnya ada yang ikut mendorong kursi roda dan tak jarang pula ikut memapah jemaah yang terkendala untuk naik bus.
Praktik pelayanan ini kelak menjadikan kami di petugas MCH banyak yang kewalahan dalam mengatur jadwal membuat liputan atau membantu pelayanan kepada jemaah haji.
Kedatangan perdana jemaah haji membuat haru, banyak dari mereka yang mengaku bahagia bisa selamat mendarat di Madinah.
Salah satunya disampaikan Karsidi. Pria berusia 75 tahun ini tiba mengaku gembira dan semangat untuk menunaikan ibadah haji setelah menunggu 12 tahun lamanya. Keharuan terasa saat Karsidi berlinang air mata, meski penglihatannya sudah tidak lagi normal seperti pada umumnya.
Apalagi saat mendarat, ia langsung mendapat pelayanan petugas yang sigap membantunya hingga menuju bus penjemputan. Serupa dengan Karsidi, jemaah lansia lainnya, Zahara Abudllah Ratif pun tak kuasa menahan tangis setibanya di Bandara AMAA.
“Meski sudah sepuh, saya bersyukur bisa menunaikan ibadah haji,” ujarnya kepada kawan-kawan MCH yang meliput.
Berbagai ekspresi juga mewujud seketika jemaah haji dari kloter lainnya tiba di Madinah. Zuraidah, misalnya, langsung mencari sudut untuk mengucapkan syukur akan melaksanakan ibadah haji.
“Saya ingin sujud Syukur, ucapnya kepada petugas haji.
Saat berada di sudut lounge bandara, ia menuntaskan janjinya itu. Sambil berderai air mata, dan menengadahkan tangannya ia lantas berdoa mengucap Alhamdulillah bisa diberi kesempatan beribadah haji di tahun ini.
Kebahagiaan terus terpancar dari tiap jemaah, terutama lansia yang akan berkunjung ke ‘Rumah Allah’. Ada senyum, tangis haru hingga tawa riang menghias dari setiap jemaah yang tiba.
Bagi saya, melihat pemandangan itu tak ubahnya membuat hati menjadi haru. Sesekali saya teringat wajah ibu yang sudah berusia senja dan almarhum bapak yang belum sempat berhaji menunaikan rukun Islam kelima itu.
*Tulisan ini merupakan cuplikan dari buku Mengukir Senyum di Haramain terbitan Biro HDI Kemenag.